Kamis, 18 April 2013

Belajar Berinvestasi

Belajar Berinvestasi

Anda sudah tahu pentingnya berinvestasi demi masa depan yang lebih baik. Masalahnya, ada begitu banyak peluang investasi, tapi belum tentu semuanya cocok untuk Anda. Rajin-rajin baca tentang peluang investasi pun belum cukup kalau Anda tidak menguasai pasar. Lantas pilih yang mana nih?

Dasar-dasar Investasi
Investasi bagaikan menempuh sebuah perjalanan. Anda perlu tahu mana arah tujuan, juga berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk perjalanan itu. Ditambah beberapa poin berikut:
  • Rute itu penting; rute membantu Anda melangkah tanpa ragu
  • Sebelum memulai perjalanan, Anda harus menyiapkan segala yang dibutuhkan
  • Hambatan atau kemunduran di tengah perjalanan bisa saja menghadang
  • Anda harus mencari ”tanda-tanda” di jalan atau panduan sepanjang jalan supaya jalur Anda tetap benar
Makin lama produk investasi makin bervariasi, juga makin kompleks. Kadang ”tanda-tanda” yang dijumpai pun belum cukup memandu kebanyakan investor. Tapi dengan pengetahuan yang benar, beberapa disiplin investasi, dan saran profesional, Anda bisa memilih yang tepat dan memperoleh hasil investasi yang lebih baik darinya.

Di Mana Posisi Anda?
Satu hal yang mungkin Anda sudah sadari tentang investor ”tipikal” adalah kenyataan bahwa mereka sama sekali tidak ”tipikal”! Tujuan tiap orang berbeda. Tapi berapa pun besarnya nilai investasi,  semua orang berbagi satu keinginan: Untuk terus-menerus mengawasi perkembangan investasi, memastikannya tetap berada di jalur yang benar, supaya tujuan investasi tercapai.
Nah, kini berhentilah membaca sejenak. Jawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

1. Apa rencana pensiun Anda?
Kapan Anda ingin pensiun? Akankah kantor atau pemerintah menyediakan tunjangan pensiun yang memadai saat itu?

2. Apa tujuan investasi Anda?
Akankah Anda membeli rumah atau membiayai kuliah anak-anak? Mana yang lebih penting: melindungi kekayaan atau berani menanggung risiko? Dalam bentuk apa hasil investasi itu Anda ingin terima: lump sum di akhir masa investasi, atau dividen yang stabil per bulan/tahun?
Ini bukan opsi-opsi eksklusif mutual, tapi berguna sebagai skenario pertimbangan. Dengannya Anda bisa putuskan akan menerapkan strategi investasi seperti apa.

3. Apa yang Anda ketahui tentang investasi?
Rutinkah Anda mengecek pasar keuangan, mengingat itu bagian dari pekerjaan Anda? Pernahkah Anda berinvestasi dalam bentuk asuransi atau manajemen dana sebelumnya?

4. Apa situasi keuangan Anda saat ini?
Siapa yang Anda hidupi dengan gaji? Pinjaman apa yang harus Anda lunasi atau cicil tiap bulan? Adakah sumber pendapatan sekunder? Akankah Anda mendapat sejumlah besar uang seperti bonus atau warisan nantinya? Bantuan keuangan seperti apa yang Anda butuhkan?
Jawaban atas semua pertanyaan itu akan membantu Anda menggambar peta investasi Anda sendiri. Jadi, siapkah Anda untuk memulai berinvestasi?

copied by my wealth

yuk belajar merencanakan keuangan...

Tiga langkah dalam rencana keuangan:

1. Pahami posisi keuangan Anda
2. Kenali dan prioritaskan tujuan-tujuan Anda
3. Rancang rencana konkret

Langkah Pertama
kalau sudah mantap mau merencanakan keuangan, saatnya Anda benar-benar melakukannya.

1. Tujuan Keuangan
Buatlah daftar, dan bagi jadi 2 kolom. Isi kolom pertama dengan segala tujuan jangka pendek, isi kolom kedua dengan segala tujuan jangka panjang.

2. Prioritas
Tandai tujuan-tujuan keuangan yang PALING PENTING buat Anda saat ini.

3. Tindakan Konkret
Buatlah daftar baru, tuliskan apa saja langkah konkret yang Anda bisa lakukan demi mencapai tujuan-tujuan paling penting (yang Anda tandai di langkah ke-2). Misalnya: menabung, beli asuransi, berinvestasi, dll.

4. Bujet
Bikin bujet berdasarkan langkah nomor 3.
Jika sudah, Selamat, Anda baru saja selesai menggambar posisi keuangan Anda.
Coba lirik lagi semua daftar dan bujet yang baru Anda bikin itu. Ada komitmen keuangan, ada tujuan-tujuan, ada PR yang harus Anda kerjakan, juga pilihan-pilihan untuk mengembangkan kekayaan sekaligus melindunginya

Sabtu, 08 Desember 2012

MERANCANG MASA DEPAN MANTAP INVESTASI


MERANCANG MASA DEPAN MANTAP INVESTASI 2011

Berbicara masalah investasi yang namanya negara berkembang seperti indonesia pilihan investasi itu juga selalu berkembang setiap tahunnya begitu pula dengan pengetahuan masyarkat yang semakin maju terhadap produk tersebut.misalnya dulu orang mungkin masih asing dengan yang namanya saham tapi sekarang hampir semua orang sering mendengar dan tahu apa itu saham walaupun tetap saja masih belum banyak orang yang berinvestasi disaham.begitu juga dengan reksa dana yang baru muncul sekitar 1-2 dekade belakangan.dulu orang mungkin masih asing dengan reksa dana tapi sekarang banyak orang sudah mengenal produk ini.
+
Pertanyaannya adalah investasi apa yang paling pas untuk anda? Jawabannya  bervariasi  tergantung dari seberapa besar penghasilan anda, seberapa banyak dana yang anda punya saat ini, seberapa akrab anda dengan produk investasi diluar sana dsb.
Sebelum berinvestasi ada baiknya kita pahami prinsip prinsip dasar yang harus diikuti yaitu:
  1. Miliki dana cadangan
dana cadangan adalah uang tunai yang sebaiknya anda miliki gunanya adalah untuk berjaga jaga kalau terjadi resiko kehilangan penghasilan.besar dana cadangan ini sebaiknya sebesar tiga bulan pengeluaran keluarga.ibaratnya kalau ada apa apa dengan penghasilan anda dana cadangan itulah yang akan membayari anda.dan cadangan ini sebaiknya ditaruh ditempat yang mudah diambil seperti pada tabungan. Tapi ingat dana cadanganini tidak boleh diambil kecuali memang betul betul ada masalah dengan penghasilan.

  1. Miliki investasi pertumbuhan
kalau usia anda muda dan semakin usia anda meningkat tambahkanlah denganinvestasi yang memberikan pendapatan tetap jika usia anda sudah 50 th keatas investasi anda harus full berupa pendapatan tetap

  1. Miliki investasi anti inflasi
tiap tahun kenaikan harga terjadi penting buat anda untuk memiliki produk investsi yang harganya naik kalau ada inflasi bahkan makin tinggi inflasi makin tinggi pula biasanya kenaikannya.


MERENCANAKAN KEUANGAN PERTIMBANGKAN USIA


MERENCANAKAN KEUANGAN PERTIMBANGKAN USIA
Setiap orang memiliki kebutuhan yang belum terpenuhi sehingga menuntut kapasitas keuangan yang mencukupi. Satu-satunya cara untuk memenuhi semua keinginan itu adalah dengan berinvestasi. Inilah cara yang memungkinkan untuk memupuk uang hingga jumlah yang dianggapnya cukup. namun pada saat yang sama mereka juga memilki keterbatasan dalam hal menanggung resiko kerugian yang mungkin terjadi.
Pada posisi inilah setiap individu perlu mengenal empat tingkat kehidupan manusia yang selalu digunakan perencana keuangan dalam menentukan instrumen keuangan paling tepat. Karena dengan mengenal tingkat kehidupan ini seseorang dapat mengerti tingginya resiko yang sanggup dia hadapi. Ini juga perlu untuk menakar gairah dalam menghasilkan keuntungan berdasarkan usia. Adapun tingkat kehidupan yang dimaksud meliputi:
  • Masa Akumulasi
Golongan pertama dalam tingkat kehidupan adalah orang yang berusia 20 – 35 tahun mereka dalam masa akumulasi sebab inilah awal karir seorang. Pada saat ini orang biasanya sudah berkeluarga dan memiliki anak yang masih kecil, serta memiliki tabungan dari gaji tetapnya. Biasanya pendapatan lebih besar dibanding pengeluaran, karena biaya pendidikan anak masih rendah sehingga kerap digolongkan sebagai golden age
Orang yang berada pada usia ini disarankan menanamkan uangnya pada instrumen investasi yang menjanjikan imbal hasil yang tinggi biasanya saham. Atau kalau tidak ingin terlalu beresiko reksa dana saham.
rekomendasi komposisi portofolio untuk golongan ini kira kira di saham 75 persen dari jumlah investasi , surat utang 20 persen dan pasar uang 5 persen.

  • Masa Konsolidasi
Kemudian memasuki usia 36 tahun hingga 52 tahun seseorang memasuki masa konsolidasi, pada rentang usia ini biasanya orang menduduki posisi menengah hingga atas dalam tingkat karirnya telah menikah cukup lama  memiliki kelebihan dari gaji atau keuntungan bisnis yang dikelolanya namun pada saat yang sama berbagai kewajiban pun mulai mengejar. Orang harus berfikir keras agar tetap mampu menyisihkan tabungan mendekati usia 52 tahun itu artinya mendekati masa pensiun dibutuhkan pola kehidupan yang sehat secara finansial karena itu komposisi portofolio berubah. Investasi saham disarankan menjadi 60 persen, obligasi 35 persen dan pasar uang 5 persen.

  • Masa Spending
Beranjak memasuki usia 53 sampai dengan 65 tahun yaitu masa spending (menikmati hasil kerja untuk bebrbelanja) karena sudah memasuki masa pensiun atas dasar itu pendapatan mulai berkurang drastis sehingga bergantung pada tabungan yang dihimpun selama masa akumulasi dan konsolidasi.
Pada masa ini komposisi portfolio disarankan lebih besar ke instrumen keuangan yang memberikan tingkat pengembalian tetap yakni obligasi. Itu perlu karena resiko kerugian diharapkan dapat ditekan seminimal mungkin sehingga komposisi portofolionya adalah sa saham 30 persen pasar uang 5 persen dan obligasi 65 persen.
Pilihan instrumen investasi bervarisi bergantung pada karakter investor yang biasanya berkorelasi dengan usia dan tujuan dilakukannya investasi. Semua pilihan investasi itu mengandung resiko sesuai dengan prinsip investasi high risk high return.

INVESTASI BUKAN TERGANTUNG PENDAPATAN


INVESTASI BUKAN TERGANTUNG PENDAPATAN
Sebenarnya setiap orang dapat berinvestasi. Tidak peduli berapapun penghasilannya.Sayangnya hingga kini masih banyak yang beranggapan berinvestsi dikala ada sisa uang di kantong. Padahal investasi seharusnya dialokasikan terlebih dahulu bukan menunggu pendapatan. Seiring dengan pepatah ”pay yourself fist
Hal yang penting dalam berinvestasi adalah berapa jumlah yang dialokasikan, bukan berapa jumlah pendapatan seseorang baik orang itu adalah pegawai negeri, karyawan swasta maupun orang yang sudah berduit sekalipun.
Kebanyakan orang ngeri ketika mendengar investasi “ah penghasilan segini mau investasi atau belum ada sisa untuk investasi atau harus sedia berapa puluh juta untuk investsi.
Ungkapan itu sering terdengar, masih banyak orang mengira berinvestsi haruslah memiliki pendapatan besar atau harus mengalokasikan dana dalam jumlah besar. Pemikiran seperti inilah yang membuat banyak orang tidak mau mulai menata masa depan finansialnya, akhirnya  hanyalah mengeluh tidak dapat mencukupi kebutuhan dan mulai menyalahkan pihak lain. Padahal setiap individu bertanggung jawab atas masa depannya sendiri termasuk masa depan finansialnya, bukan orang lain atau perusahaan tempatnya bekerja.
Sebenarnya beragam instrumen investasi dapat dijadikan sarana mencapai tujuan finansial kita. Mulai dari investasi reksa dana yang dimulai dari Rp 100.000 hingga investasi yang canggih dan rumit seperti transaksi derivatif di pasar komoditas dan memerlukan uang banyak seperti investasi pada properti.

BUKAN TERGANTUNG PENDAPATAN
Kurangnya pengetahuan mengenai perencanaan keuangan pribadi termasuk soal investasi juga menjadi salah satu kendala seseorang dalam menata sisi finansialnya. Banyak orang beranggapan akan mulai menabung atau berinvestsi nanti jika pendpatan nya sudah besar. Tetapi sebenarnya semakin besar pendapatan semakin besar pula pengeluaran kita. Misalnya dengan pendapatan satu juta rupiah per bulan, seorang karyawan cukup naik angkutan umum kekantornya karena biaya murah. Ketika pendapatan naik dan dia sanggup mencicil sepeda motor pengeluarannya akan bertambah untuk membeli bensin,oli perawatan motor dan lainnya. Ketika gajinya semakin besar keinginanya untuk membeli mobil muncul padahal biaya yang harus dikeluarkan pun bertambah. Berbagai cara memang dapat dilakukan untuk memperoleh masa depan keuangan yang lebih cerah .masa depan tersebut tergantung bagaimana kita menyikapinya dan bertindak untuk memulai investasi. Berinvestsi Rp 100.000 per bulan secara teratur setiap bulan selama 20 tahun denganimbal hasil 25 persen sudah dapat Rp 1miliar. kalau uang yang disisihkan dinaikan menjadi 500.000 per bulan dana sebesar 1 miliar dapat dicapai dalam waktu 15 tahun dengan asumsi tingkat imbal hasil sebesar 25 persen juga.

Jadi pilih mana mulai berinvestasi teratur atau selalu mengeluh tidak dapat memenuhi berbagai kebutuhan?

Joice Tauris Santi  (kompas 26 feb 2011)